-->

Notification

×

Indeks Berita

Kapolda Sul-Sel; Kerentanan Indonesia Terhadap Paham Radikalisme & Terorisme

Rabu, 28 Agustus 2019 | Agustus 28, 2019 WIB | 0 Views Last Updated 2019-08-28T08:27:14Z
Kapolda Sul-Sel; Kerentanan Indonesia Terhadap Paham Radikalisme & Terorisme



GOWA,-- Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulawesi Selatan Prof. Arfin Hamid dalam kegiatan “harmoni dari sekolah” integrasi nilai-nilai agama dan budaya di sekolah dalam menumbuhkan haromoni kebangsaan menyampaikan bahwa kita harus mengawal pembubaran Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), agar tidak muncul lagi paham-paham yang mengancam pancasila dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Jika diantara masyarakat mendengarkan cerama yang masih mengkafirkan agama dan kelompok yang lain, menthogutkan pemeritah, mengharamkan pancasila maka mohon partisipasi masyarakat untuk melaporkan kepada FKPT Sulawesi Selatan atau Pihak berwajib seperti kepolisian” himbau Prof. Dr. Arfin Hamid di depan peserta kegiatan yang diselenggarakan di Padivalley Golf Club Pattalassan Kabupaten Gowa. 

Sementara Kapolda Sul-Sel Irjen. Pol. Drs. Hamidin dalam materinya menyampaikan Sementara Kapolda Sul-Sel Irjen. Pol. Drs. Hamidin dalam materinya menyampaikan kerentanan Indonesia terhadap penyusupan paham radikalisme dan terorisme di Indonesia dari luar.

“Setidaknya ada 92 pintu masuk indonesia , 8 pintu yang berbatasan langsung dengan Negara lain. Ini adalah sebuah kerentanan terhadap penyusupan paham radikalisme dan terorisme dari luar” jelas Hamidin. 

Lanjut Hamidin yang juga mantan Deputi Kerjasama Internasional BNPT bahwa data yang ia kantongi setidaknya masih 52 perempuan Indonesia di camp suriah yang masih tertahan untuk pulang. Calon deportan ini harus menjadi perhatian bersama, khususnya BNPT dan FKPT sebagai perpanjangan tangan pemerintah dalam penanggulangan terorisme di Indonesia. 

Sementara di luar negeri khususnya di Philipina tepatnya daerah Korazan terjadi bom bunuh diri yang dilakukan oleh 2 orang Gowa menjadi pelaku bom bunuh diri. Mereka adalah deportan yang berasal Turki. 

“Penenganan terorisme dengan pendekatan lunak di Indonesia dianggap oleh dunia sebagai pendekatan paling efetif sampai negara Kazastan minta diajari oleh Indonesia lewat BNPT” jelas Hamidin.28/08/2019. 

Prof. Arfin Hamid menyampaikan dalam penelitian FKPT Sulawesi Selatan lima tahun terakhir, kami memantau bahwa pertumbuhan paham radikalisme dan terorisme di Sulawesi Selatan terus mengalami penurunan. 

“Saya menggaransi, semakin banyak masyarakat mengikuti kegiatan FKPT, maka potensi keterpaparan paham radikalisme dan terorisme semakin kecil” tutup Prof. Arfin Hamid.(rls/map)

Coffee Ginseng 5 In 1

×
Berita Terbaru Update