-->

Notification

×

Indeks Berita

Surat Kecil Dari Kampung Muallaf Di Pinrang

Selasa, 29 Januari 2019 | Januari 29, 2019 WIB | 0 Views Last Updated 2019-01-30T01:43:24Z

Surat Kecil Dari Kampung Muallaf Di Pinrang (foto.relawan.id)

Assalamu’alaikum.
Kak, perkenalkan, nama saya Arjun. Sekarang duduk di bangku kelas 6 SD. Saya lahir dari keluarga muallaf. Di desa kami, Desa Makula, Kelurahan Betteng, Kecamatan Lembang, Kabupaten Pinrang Sul-Sel ada banyak muallafnya kak, tapi jumlahnya tetap minoritas. Kata Bapak, hanya 5% dari total warga di Makula.

Meski demikian, kami hidup rukun dengan agama lain. Namun, ada hal yang membuat kami harus berpindah tempat tinggal. Hal terbesar adalah karena aqidah kami. Meski kami Muslim, tapi jujur kak, kami sama sekali buta tentang Islam. Bahkan pernah ada yang bertanya ke Bapak, “salat magrib berapa rakaat?”.

.......

Sudah tiga bulan kami pindah ke tempat ini kak. Bapak bawa sendiri papan kayunya. Kadang saya takut lihat bapak bawa kayu seperti itu, karena jalan di sini kurang baik dan di sebelahnya adalah jurang. Tapi bapak berjuang untuk membangun rumah agar kami tetap hangat dicuaca dingin. Di sini sejuk loh kak. 

Sampai sekarang, sudah ada 7 rumah yang dibangun dan terus bertambah. Sebenarnya banyak yang ingin secepatnya tinggal di tempat ini, hanya saja butuh modal sedangkan kami semua hidup pas-pasan, bahkan kekurangan. Tanah yang kami tinggali merupakan tanah wakaf dari Bapak yang sangat dermawan, khusus untuk para muallaf.

Oh iya kak. Tempat tinggal kami tepat bersebelahan dengan sungai yang menjadi satu-satunya akses keluar kami. Pemandangannya indah sekali. Kami bermain dan menangkap ikan untuk ibu masak di rumah, sebagai tambahan lauk. Meski indah, kalau hujan deras, airnya naik. Tinggi sekali kak. Kami tidak bisa lewat. Tidak bisa ke sekolah. Bapak dan warga lain sudah membuat jembatan darurat dari bambu-bambu yang diikat rotan. Jembatannya sudah 2 kali dibongkar karena ketinggian air sudah melewati jembatan.

Kak, sebentar lagi saya akan tamat SD. Rencananya, saya akan sekolah di sekolah tahfidz. Setelah lulus dari sana, saya akan kembali untuk mengajarkan agama kepada keluarga. Saya pernah dengar bahwa seluruh umat muslim adalah saudara, jadi semua adalah keluarga saya.

Satu keinginan terbesar dari kami, anak-anak muallaf yang tinggal di pelosok kak, kami ingin berdoa sebelum dan setelah belajar sesuai dengan keyakinan kami. Kami ingin lancar membaca kitab kami. Kami ingin mendengar adzan, wudhu, dan salat di mushalla kami secara berjamaah. Kami ingin ada yang mengajarkan dan mengenalkan kami tentang agama kami, Islam. Kakak mau kan menjadi jembatan mimpi kami? (DST)
Sumber ; (relawan.id)

Coffee Ginseng 5 In 1

×
Berita Terbaru Update