[caption width="480" align="alignnone"]
Ket Gambar : Masrudi Ahmad Sukaepa "MAS"[/caption]
SAHABAT NEWS, OPINI -- TUHAN selalu berseru kepada orang-orang yang beriman, tidak pernah berseru kepada ummat agama apapun dan golongan manapun dalam eksistensinya sebagai makhluk ciptaanNYA. Itu artinya TUHAN tidak membedakan hambaNYA karena agama ataupun golongan dari hambaNYA.
Sederhananya, Iman itu adalah 'meyakini bahwa TUHAN ada', bahwa kemudian cara menyembah kepadaNYA berbeda dan diterima tidaknya amalan Manusia itu hak TUHAN. Perbedaan adalah sunnatullah, mustahil manusia menghilangkannya dan menentang perbedaan adalah menentang ketentuan TUHAN.
TUHAN mengutus Rasul ke muka bumi untuk membimbing Manusia agar mengenal TUHAN dan beriman kepadaNYA. Datangnya Rasul pada masa yang berbeda, mereka menbawa Syari'at yang berbeda tetapi Tauhid yang sama. Kitab Suci (Taurat, Sabur, Injil, Al Qur'an) yang dibawa juga berisi firman TUHAN, kalau tidak mempercayai Kitab-kita suci tersebut karena alasan beda agama berarti tidak mempercayai firman TUHAN yang dibawa oleh RasulNYA (terlepas dari manipulasi manusia).
Iman itu universal, tidak terbatasi agama ataupun golongan, iman ada dalam diri tiap-tiap Manusia. Iman pada diri manusia ada sebelum TUHAN menciptakan makhlukNYA (baca : Manusia), atau untuk mudah memahami ; Iman ada sejak Manusia di alam rahim (dalam kandungan) sampai lahir hingga berpindah ke alam berikutnya dan seterusnya iman selalu ada.
Dalam perjalanan hidup di dunialah baru manusia menemukan cara ber - iman ; dengan ajaran kepercayaan atau agama dengan tuntunan kitab suci. Dalam kepercayaan dan agama inilah terjadi perbedaan dalam memanifestasikan iman. Pada umumnya anak yang lahir ikut pada kepercayaan atau agama yang dianut oleh kedua orang tuanya, padahal kalau ada kepercayaan dan atau agama yang diinginkan oleh TUHAN untuk dianut maka tak satupun manusia yang mau dilahirkan dari rahim seorang ibu yang bukan penganut agama tersebut, atau andai bayi yang lahir bisa bicara maka dia akan berkata ; " Yaa TUHAN kenapa ENGKAU turunkan aku ke dunia ini melalui rahim seorang ibu yang bukan pemganut agama yang ENGKAU inginkan??".
Tapi TUHAN Maha tahu dan tidak membedakan hambaNYA. Semua agama yang diturunkan oleh TUHAN melalui Rasul-RasulNYA adalah penuntun memanifestasikan Iman yang ada pada tiap-tiap Manusia, iman untuk ber-iman.
Sesungguhnya tak satupun manusia yang tidak memiliki iman, bahwa kemudian disebut kafir itulah Bahasa TUHAN untuk hambaNYA yang memiliki iman tapi tidak ber-iman, dan itu Kuasa TUHAN.
Manusia akan berdamai terhadap sesamanya hamba TUHAN jika memahami eksistensinya sebagai hamba yang tidak dibedakan oleh Penciptanya, kecuali karena ketaqwaannya setelah ber-iman. Bukan kewenangan manusia untuk menghukum sesamanya manusia dalam perkara iman, itu hak TUHAN yang tidak boleh diambil oleh Manusia karena merasa lebih ber-iman dari Manusia lainnya. Manusia hanya sebatas mengajak atau membimbing sesamanya untuk ber-iman.
#MAS
Penulis : Mas
Editor : Abdoel
SAHABAT NEWS, OPINI -- TUHAN selalu berseru kepada orang-orang yang beriman, tidak pernah berseru kepada ummat agama apapun dan golongan manapun dalam eksistensinya sebagai makhluk ciptaanNYA. Itu artinya TUHAN tidak membedakan hambaNYA karena agama ataupun golongan dari hambaNYA.
Sederhananya, Iman itu adalah 'meyakini bahwa TUHAN ada', bahwa kemudian cara menyembah kepadaNYA berbeda dan diterima tidaknya amalan Manusia itu hak TUHAN. Perbedaan adalah sunnatullah, mustahil manusia menghilangkannya dan menentang perbedaan adalah menentang ketentuan TUHAN.
TUHAN mengutus Rasul ke muka bumi untuk membimbing Manusia agar mengenal TUHAN dan beriman kepadaNYA. Datangnya Rasul pada masa yang berbeda, mereka menbawa Syari'at yang berbeda tetapi Tauhid yang sama. Kitab Suci (Taurat, Sabur, Injil, Al Qur'an) yang dibawa juga berisi firman TUHAN, kalau tidak mempercayai Kitab-kita suci tersebut karena alasan beda agama berarti tidak mempercayai firman TUHAN yang dibawa oleh RasulNYA (terlepas dari manipulasi manusia).
Iman itu universal, tidak terbatasi agama ataupun golongan, iman ada dalam diri tiap-tiap Manusia. Iman pada diri manusia ada sebelum TUHAN menciptakan makhlukNYA (baca : Manusia), atau untuk mudah memahami ; Iman ada sejak Manusia di alam rahim (dalam kandungan) sampai lahir hingga berpindah ke alam berikutnya dan seterusnya iman selalu ada.
Dalam perjalanan hidup di dunialah baru manusia menemukan cara ber - iman ; dengan ajaran kepercayaan atau agama dengan tuntunan kitab suci. Dalam kepercayaan dan agama inilah terjadi perbedaan dalam memanifestasikan iman. Pada umumnya anak yang lahir ikut pada kepercayaan atau agama yang dianut oleh kedua orang tuanya, padahal kalau ada kepercayaan dan atau agama yang diinginkan oleh TUHAN untuk dianut maka tak satupun manusia yang mau dilahirkan dari rahim seorang ibu yang bukan penganut agama tersebut, atau andai bayi yang lahir bisa bicara maka dia akan berkata ; " Yaa TUHAN kenapa ENGKAU turunkan aku ke dunia ini melalui rahim seorang ibu yang bukan pemganut agama yang ENGKAU inginkan??".
Tapi TUHAN Maha tahu dan tidak membedakan hambaNYA. Semua agama yang diturunkan oleh TUHAN melalui Rasul-RasulNYA adalah penuntun memanifestasikan Iman yang ada pada tiap-tiap Manusia, iman untuk ber-iman.
Sesungguhnya tak satupun manusia yang tidak memiliki iman, bahwa kemudian disebut kafir itulah Bahasa TUHAN untuk hambaNYA yang memiliki iman tapi tidak ber-iman, dan itu Kuasa TUHAN.
Manusia akan berdamai terhadap sesamanya hamba TUHAN jika memahami eksistensinya sebagai hamba yang tidak dibedakan oleh Penciptanya, kecuali karena ketaqwaannya setelah ber-iman. Bukan kewenangan manusia untuk menghukum sesamanya manusia dalam perkara iman, itu hak TUHAN yang tidak boleh diambil oleh Manusia karena merasa lebih ber-iman dari Manusia lainnya. Manusia hanya sebatas mengajak atau membimbing sesamanya untuk ber-iman.
#MAS
Penulis : Mas
Editor : Abdoel