Ini Tantangan Generasi Milenial
NASIONAL,-- Di antara sekian masalah yang mendera generasi milenial, ada masalah yang paling utama bagi generasi milenial adalah persoalan membaca.
Demikian diutarakan Kepala Balitbang Kemenag RI H Abdurrahman Mas'ud saat menjadi narasumber pada acara peluncuran program Unggulan Literasi Islam Santun dan Toleran (LISAN), yang dihelat Pusat Kajian dan Pengembangan Pesantren Nusantara (PKPPN) di IAIN Surakarta, Selasa (17/4).
Dijelaskan, mengutip Q.S al-‘Alaq 1-5. Prof Mas'ud menyatakan bahwa alasan ayat ini diwahyukan pertama kali adalah karena peran besar pena, yang berkenaan dengan membaca dan menulis (reading and writing) dalam membentuk peradaban.
"Jadi patut kita apresiasi dengan adanya program literasi LISAN, yang merupakan pengejawantahan dari Q.S. al-Alaq ini, yakni proses membaca dan menulis dalam bentuknya yang beragam," terang dia.
Dalam kesempatan itu, ia juga memberikan motivasi kepada para peserta untuk meniru Imam al-Bukhari yang berusaha mencari hadis selama empat belas tahun sehingga memperoleh kisaran 70.000 hadits.
"Hadis yang terkumpul diedit dan tersisa sekitar 7000-an dalam Shahih Bukhari. Hal ini dilakukan oleh Imam al-Bukhari pada waktu belum ada teknologi canggih seperti sekarang," tuturnya.
Sementara itu, KH M Dian Nafi' menjelaskan tentang tantangan generasi milenial dalam perspektif pesantren.
Menurut Pengasuh Pesantren Al-Muayyad Windan itu, di pesantren, para santri senantiasa ditanamkan aspek spiritual melalui kepemimpinan pengasuh yang mencerahkan, mengilhamkan, menyemangatkan, dan menguatkan.
"Proses pendidikan ditempuh dengan melalui dua hal yakni; dengan tarbiyyah ta’limiyyah(ilmu pengetahuan) dan tarbiyyah sulukiyyah(karakter). Keduanya harus berjalan selaras agar santri menjadi pribadi berkarakter yang kokoh dan tidak mudah terbawa arus," terang Wakil Rais PWNU Jateng itu. (Sb.NU./Ajie Najmuddin/Muiz)
