-->

Notification

×

Indeks Berita

Mengenal Lebih Dekat Kiai Muda Mahmud Suyuti

Sabtu, 03 Agustus 2019 | Agustus 03, 2019 WIB | 0 Views Last Updated 2019-08-03T05:39:35Z

Mengenal Lebih Dekat Kiai Muda Mahmud Suyuti

MAKASSAR – Mahmud Suyuti adalah dosen Hadis Universitas Islam Makassar (UIM) dan pengajar mata kuliah Ahlus Sunnah Wal Jamaah (Aswaja) ini, memiliki pengalaman yang sangat terkesan dan berbekas dalam hidupnya, dikenangnya sepanjang masa, tidak muda dilupakannya begitu saja, terutama saat menerima hadis-hadis shahih yang silsilah sanadnya muttasil, bersambung sampai ke Nabi saw.

Hadis Shahih dengan matan afdhal al-zikri La Ilaha Illallah pertama kali diterima melalui talqin baih jamaah tahun 2004 di Mesjid Raya Makassar dari gurunya, Allahuyarham KHS Jamaluddin Assegaf Puang Ramma, salah satu pendiri NU Sulsel.

Hadis La Ilaha Illallah lengkap dengan metode melafazkannya diterima ulang tahun 2013 dalam prosesi baiah munfaridan sebagai pengukuhan dari guru tarekatnya di Khalwatiyah sekaligus pelanjut Puang Ramma, Syekh Sayyid Abd Rahim Assegaf Puang Makka.

Selanjutnya hadis-hadis secara lengkap untuk dua Kitab, Shahih Bukhari dan Shahih Muslim yang silsilah sanadnya sampai ke Nabi saw diterimanya melalui talqin ijazah dari al-Habib Muhammad Luthfi bin Hasyim bin Ali bin Yahya di Pekalongan, Rabu/27/06/2016 bertepatan 22 Syawal 1437 H.

Upacara pengijazahan hadis dari Habib Luthfi tersebut, disaksikan sejumlah ulama antara lain mursyidnya, Habib Puang Makka dan Mursyid Khalwatiy Yusufiah Syekh Sahib Sultan Karaeng Nompo, Mursyid Khalwatiyah Samman Syekh Andi Hidayat Puang Rukka, Mursyid Haqiqatul Muhammadiy Syekh Dr K.H. Baharuddin HS, MA dan sejumlah 28 orang yang tidak sempat disebutkan satu persatu.

Dosen hadis sekaligus pemegang silsilah hadis yang akrab disapa kiai muda ini, lahir 13 April 1973 di Ujung Lamuru Lapri Bone-Sulsel. Sejak usia SD mulai ngaji dan belajar dasar-dasar bahasa Arab di hadapan K.H. Abd. Madjid Matammeng.

Tamat ngaji dan lulus SD/10 Leppangeng Patangkai Lapri tahun 1986 ke Ujung Pandang  ngaji Tafsir Jalalain di hadapan K.H. Abd. Jabbar Asyiri sambil nyantri di Pondok Pesantren Gombara selama empat tahun dan lanjut studi di Pesantren Plus MAPK.

Selama tujuh tahun di pesantren belajar kitab-kitab kuning di hadapan sejumlah ulama juga dipaksa meng-I’rab panjang qawaid bahasa Arab oleh K.H. Bustani Syarif dan menghafal baiat-bait hadis kitab Mandzumah al-Bayquniah di hadapan K.H. Thalib Karatte dan menerima ijazah silsilah hadis.

Kuliah S1 di Jurusan Tafsir Hadis IAIN Alauddin dan mengikuti Pendidikan Kader Ulama (PKU) di Mesjid Raya Makassar untuk mendapat gelar Kiai Muda dan kembali memperdalam studi hadis di hadapan Prof. Dr. H. Syuhudi Ismail. Menulis skripsi, Analisis Hadis dalam Tafsir al-Thabari dan Ibn Katsir dan menyabet predikat “cumlaude” juga sebagai sarjana terbaik pringkat I, tahun 1997.

Studi Pascasarjana S2 jurusan Hadis, selesai tahun 2000 predikat “amat baik” dan tahun 2004 melanjutkan studi S3 tetap konsentrasi Hadis. Tesis Magister berjudul Menyorot Mu’jam Hadis karya Prof A.J. Wensinck. Disertasi Doktor berjudul, Rekontruksi Metodologi Syarah Hadis dan sebuah buku ditulis berjudul Hadis-hadis Kontroversial diterbitkan Yapma Makassar, tahun 2006.

Saat menjadi aktivis kampus karirnya bermula dari PKD PMII, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (1993) dan ikut PKM PMII (1995), lalu menjabat Ketua Umum HMJ Tafsir Hadis (1995-1996), Ketua Umum Senad Mahasiswa (1996-1997) di Fakultas Ushuluddin IAIN Alauddin dan sebagai Ketua Umum IPPM-UL Kepmi Bone (1998-2000).

Intern ormas Islam terbesar, Nahdlatul Ulama (NU) menjabat Ketua Umum ISNU, Ikatan Sarjana NU Sulsel (2007-2011), Sekretaris LP Ma’arif NU (sejak 2005-sekarang/tiga periode). Wakil Sekretaris GP Ansor Sulsel (2009-2013), Sekretaris Dewan Penasehat GP Ansor Sulsel (sejak 2013-sekarang/dua periode) dan Ketua MATAN, Mahasiswa Ahlit Thariqah Al-Mu’tabarah al-Nahdliyah Sulsel (sejak tahun 2013-sekarang).

Sejak tahun 1999 aktif sebagai mubalig dan menjadi Pengurus MUI Sulsel Komisi Pengkajian dan Penelitian (sejak 2010-2015), Komisi Pendidikan dan Kekaderan (sejak 2015-sekarang), Sekretaris Jenderal (Sekjen) Jam’iyah Khalwatiyah sejak tahun 2014 setelah mendapat baiat Thoriqah tahun 2012 dari Syekh Sayyid Abd. Rahim Assegaf Puang Makka. Saat ini sebagai Katib Awwal di Jam’iyah Khalwatiyah Syekh Yusuf al-Makassariy.

Terangkat sebagai CPNS formasi dosen Hadis di STAIN Samarinda (tmt. 1 Juli 2006) yang sebelum itu sudah mengajar di beberapa Perguruan Tinggi sebagai dosen luar biasa mata kuliah hadis di STAI al-Azhari Mamuju (2001-2002), dosen PAI/Aswaja di STAI al-Gazali Ujung Pandang (sejak tahun 2002) saat berubah statuta menjadi UIM, mendapat SK untuk menjabat Kepala Laboratorium Hadis UIM, kemudian sebagai dosen tetap Fakultas Agama Islam mengampuh mata kuliah hadis.

Selain mengajar sebagai dosen, juga sebagai pengasuh Pondok Pesantren NU Bahrul Ulum Gowa (sejak 2010) dan pembina/pengajar Pengajian Kitab di Pondok Pesantren al-Fakhriyah Makassar (sejak tahun 2016-sekarang).

Sebagai pengasuh pesantren dan akademisi dengan jabatan fungsional dosen tetap Hadis, jabatan lain di lembaga pemerintahan adalah Pimpinan Badan Amil Zakat Nasional Provinsi Sulawesi Selatan, Komisioner BAZNAS Sulsel 2016-2021. (*)

SB.(harapansulsel)

Coffee Ginseng 5 In 1

×
Berita Terbaru Update