PP KPMP Soroti Dapur MBG di Pinrang Berhenti Beroperasi Selama Sepekan -->


PP KPMP Soroti Dapur MBG di Pinrang Berhenti Beroperasi Selama Sepekan

Selasa, 02 Desember 2025

PP KPMP Soroti Dapur MBG di Pinrang Berhenti Beroperasi Selama Sepekan, Diduga Gegara Ini,!


PINRANG — Operasional Dapur Makanan Bergisizi Gratis (MBG) di Kecamatan Cempa, Kabupaten Pinrang berhenti beroperasi sejak Selasa, 25 November 2025 hingga Sabtu, 29 November 2025.


Hal ini dikeluhkan para orang tua siswa setelah fasilitas yang selama ini menyediakan makanan bagi peserta didik tersebut berhenti beroperasi.


Berhentinya beroperasi dapur tersebut dikarenakan investor kecewa dengan mitra Dapur MBG Cempa itu. Diketahui, alat sarana dan prasaran ditarik investor, sehingga dapur tidak dapat beroperasi.


"Jadi itu investor yang menyediakan ompreng dan alat-alat dapur nya kecewa dengan mitra nya. Itu ditarik semua alat-alat dapurnya," kata informan yang tidak ingin disebutkan namanya.


Sebelumnya, diberitakan bahwa ketiadaan aktivitas dapur yang melayani ribuan lebih siswa itu selama hampir sepekan membuat banyak orang tua resah.


Orang tua merasa dirugikan karena kebutuhan konsumsi siswa yang biasanya ditanggung melalui program dapur sekolah harus ditanggung sepenuhnya oleh keluarga tanpa adanya penjelasan resmi dari pihak pengelola.


“Ini merugikan siswa dan kami sebagai orang tua. Tidak ada pemberitahuan sama sekali,” ujar salah seorang wali murid yang meminta identitasnya dirahasiakan.


Seorang guru di salah satu sekolah di Cempa juga membenarkan kondisi itu. Ia menyebut dapur memang tidak beroperasi selama sepekan. Namun, ia enggan memberikan rincian lebih lanjut terkait alasan penghentian layanan.


“Alasannya renovasi dapur,” ujarnya singkat.


Namun, informasi yang dihimpun menyebutkan, terjadi polemik di internal dapur. Permasalahan memuncak pada Senin malam, 24 November 2025. Sejumlah sarana dan prasarana dapur dikeluarkan dari lokasi.


Peralatan yang selama ini digunakan untuk memasak disebut-sebut dibawa kembali oleh pemiliknya.


“Katanya pemilik alat mengambil semua perlengkapan dapur, jadi tidak bisa beroperasi,” ungkap salah satu warga yang mengetahui kejadian tersebut.


Hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi resmi dari pihak pengelola dapur dalam hal ini SPPI terkait, alasan penghentian layanan.


Bidang Advokasi Pengurus Pusat Kesatuan Pelajar Mahasiswa Pinrang (PP-KPMP), Reski, menilai situasi tersebut menunjukkan lemahnya manajemen dan komunikasi pihak pengelola dapur yang merugikan orang tua siswa.


“Kami memandang penghentian layanan tanpa pemberitahuan resmi adalah bentuk kelalaian yang berdampak langsung pada hak siswa untuk mendapatkan layanan konsumsi yang layak,” ujar Reski.


Reski menambahkan bahwa pihaknya siap mengawal kasus ini jika tidak ada langkah perbaikan dalam waktu dekat.


“Kami akan turun melakukan advokasi jika situasi ini terus dibiarkan. Transparansi harus ditegakkan, dan setiap bentuk ketidakjelasan harus dibuka ke publik,” tegasnya.


Para orang tua berharap segera ada kejelasan agar layanan dapur dapat kembali berjalan dan tidak mengganggu aktivitas belajar siswa.(Rls/Har)

Yuk,, Buruan
-->