-->

Notification

×

Indeks Berita

SAHABAT NEWS : Kilas Sejarah Masjid 25 Kubah Al-Muhajirin di Desa Lero Suppa Pinrang

Selasa, 06 Juni 2017 | Juni 06, 2017 WIB | 0 Views Last Updated 2018-03-14T02:36:23Z
[caption width="490" align="alignnone"]Masjid Al-Muhajirin di Desa Lero, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang, Sulsel[/caption]

https://youtu.be/bOpK8bmSJJc

AYO KE MASJID -- Masjid Al-Muhajirin di Desa Lero, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang, Sulsel, memiliki keunikan tersendiri.
Masjid yang luasnya mencapai setengah hektar itu didirikan oleh Sayyid Hasan bin Alwi.

Beliau adalah seorang ulama yang lahir di Pambusuang, Sulawesi Barat dan merupakan keturunan Arab.


Ayahnya bernama Sayyid Alwi bin Abdullah, putera asal tanah Hijaz yang juga merupakan penyebar agama Islam di Bumi Mandar.
informasi yang dihimpun ada 9 fakta unik terkait masjid yang diperkirakan berdiri pada 1960-an itu.

Berikut faktanya :
1. Dibangun dengan gesture ala timur tengah dan memiliki 30 kubah.
Pengurus Masjid Al-Muhajirin, Aco Parewalino (35) menuturkan, 25 kubah yang terdapat di masjid itu merupakan simbol 25 nabi dan rasul yang wajib diketahui.
"Begitulah pengetahuan yang pada umumnya diketahui masyarakat di sini," tuturnya saat ditemui Di Masjid Al-Muhajirin, Senin (5/6/2017).


Ia menyebutkan, selain kubah yang 25 itu, ada juga 5 kubah berukuran lebih besar yang berada di setiap sudut masjid.

"Lima kubah itu manifestasi rukun Islam," ujar Aco.

"Jadi total kubah itu ada 30, 25 berukuran kecil dan 5 berukuran besar," tambahnya.

2. Berdiri kokoh tanpa topangan besi.
Umumnya, bangunan harus ditopang dengan besi untuk mengokohkan. Berbeda dengan Masjid Al-Muhajirin.
Pembangunan hanya menggunakan batu bata yang disusun rapi, kemudian dicampur semen dan batu karang.

"Biasa juga menggunakan campuran putih telur, kala semen terbatas," tutur Pengurus Masjid Al-Muhajirin, Aco Parewalino (35).

3. Pernah retak saat gempa, namun utuh kembali.
Aco menceritakan, masjid itu pernah mengalami keretakan akibat gempa beberapa tahun lalu.

"Saya lupa tepatnya tahun berapa, intinya pernah mengalami keretakan lantaran gempa," kisahnya.

Namun aneh, lanjut Aco, bangunan masjid yang retak itu tiba-tiba utuh kembali, kala terjadi gempa susulan.


4. Dari kubah masjid tercium aroma yang harum.
Kala itu, warga setempat gotong-royong mengecat warna kubah masjid yang mulai pudar.

"Saat tengah mengecat, warga dikagetkan dengan adanya aroma wangi yang keluar dari arah kubah masjid itu," kata Aco.


5. Kisah di balik penamaan Masjid Al-Muhajirin.
Al-Muhajirin berasal dari bahasa arab yang artinya orang berhijrah.
Masjid itu dibangun oleh Sayyid Hasan bin Alwi. Seorang ulama yang lahir di Pambusuang, Sulawesi Barat dan merupakan keturunan Arab.


"Beliau hijrah dari tanah Mandar menuju Suppa, lantaran menghindari ancaman penjajah kala itu," tutur cucu Sayyid Hasan bin Alwi, Sayyid Yusuf.


6. Dibangun oleh ulama sekaligus ahli arsitek.
Sayyid Hasan bin Alwi adalah ulama yang meprakarsai berdirinya masjid unik itu.

Beliau lama belajar di Mekkah dan mendalami perihal seluk-beluk dunia arsitektur.

"Begitulah fakta sejarahnya," pungkas pengurus masjid, Aco.

7. Anggaran pembangunan masjid bebas dari subhat.
Keikhlasan dan kesabaran orang yang terlibat dalam pembangunan masjid itu, menjadi rahasia kekokohannya.

"Selain itu, dana untuk pembangunan masjid tersebut juga betul-betul dijaga dengan segala hal yang bersifat subhat," ujar Sayyid Yusuf.


8. Bangunannya dicampur dengan Al Quran bekas.
Ternyata tak hanya semen, batu bata, batu karang, dan putih telur yang digunakan untuk mendirikan bangunan masjid itu.

Namun, juga sisa-sisa mushaf Al Quran yang tak terpakai.
"Sisa Al Quran yang robek dan tak lengkap itu dibakar, kemudian dicampurkan dengan bahan bangunan," kata Aco.

9. Arah kiblat tak berubah saat lempeng bumi bergeser.
Pergeseran lempeng bumi akibat gempa, dapat menyebabkan perubahan arah kiblat.

Hal itu pernah terjadi di Bumi Sulawesi.
"Banyak masjid yang dirubah shafnya lantaran arah kiblat berubah. Tapi beda dengan Masjid Al-Muhajir, tak bergeser sedikit pun saat diukur sesuai dengan mekanisme yang ada," tutur Sayyid Yusuf.(*)


Penulis   : Har/Rlis

Editor      : Abdoel

Coffee Ginseng 5 In 1

×
Berita Terbaru Update